skip to main | skip to sidebar

Barokah Kehidupan

Mencari Barokah Kehidupan dengan Semanfaat Mungkin untuk Sebanyak-banyak makhluk...

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)
  • Home
  • About Us
  • Archives
  • Contact Us

12 Apr 2013

POSISI PENGAJAR

Diposting oleh Unknown di 04.44
Menjadi dosen atau pengajar, tentu saja termasuk guru dalam semua tingkatan mendapatkan posisi yang sangat terhormat. Dalam hirarki kemuliaan akademik, menjadi pengajar mendapatkan posisi pertama. Nabi Muhammad pernah berkata, “Kun aliman, au muta’alliman, au mustami’an, au muhibban, wa la takun khomisan, fatahlik!”. Jadilah kamu pengajar, atau pembelajar, atau pendengar, atau pencinta, dan jangan jadi (golongan) yang kelima, maka kamu akan rusak.

Menjadi pengajar adalah pilihan pertama menurut anjuran Nabi. Tentu saja konteks Al-Hadits ini tidak hanya pada lembaga pendidikan formal di mana menjadi pengajar adalah sebuah pilihan profesi. Pada saat Nabi, nampaknya belum ada lembaga pendidikan formal. “Lembaga pendidikan” yang terekam pada saat itu adalah rumahnya Al-Arqom (Darul Arqom), di mana Nabi sering bertemu dengan sahabat dan berbagi wahyu yang diterimanya. Dalam konteks ini, setiap orang, siapapun dia, dapat menjadi pengajar.

Nabi Muhammad pernah berpesan, “Ballighu ‘anni walau ayatan“, sampaikan dariku meskipun hanya satu ayat. Secara implisit, pesan ini meminta kita untuk menyampaikan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain, meskipun sedikit: menjadi pengajar.
Jika kita belum mampu menjadi pengajar, kata Nabi, jadilah pembelajar. Orang dengan rasa ingin tahu tinggi dan selalu haus ilmu. Dalam banyak kesempatan sebagai terekam dalam Al-Hadits, posisi pembelajar sangat dihargai. Beberapa teks Al-Hadits berikut dapat menguatkan klaim ini:
“Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim dan muslimah”
“Tuntutlah ilmu, mulai dari ayunan, sampai liang lahat!”
“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China!”
Belajar bukan pekerjaan ringan. Perlu komitmen dan ketekunan. Tanpanya, aktivitas belajar akan menjadi sangat berat.
Suatu saat dalam sebuah perjalanan ke Eropa saya duduk bersebelahan dengan seorang ibu. Si Ibu tersebut dengan rombongan lain akan berwisata ke beberapa negara di Eropa.  Meskipun baru kenal sebentar, si Ibu bercerita cukup banyak. Ketika tahu kalau saya seorang dosen, dan sedang menengok anak dan istri yang sedang belajar, dia berkomentar pendek, “Apa tidak capek belajar terus? Saya selesai S1 saja sudah merasa capek,” ungkapannya sangat serius, tanpa bermaksud melecehkan. Memang profesinya adalah pengusaha, dan saya yakin dia tetap belajar banyak meskipun tidak duduk di bangku lembaga pendidikan formal.

Belajar dapat dilakukan di mana saja, dengan modal utama rasa ingin tahu (curiosity).  Tanpa rasa ingin tahu, atau bahkan sudah disibukkan dengan ide-ide sendiri tanpa keinginan mendengarkan dari orang lain, belajar nampaknya sulit dilakukan.
Dalam sebuat cerita Zen, Guru Nan-in mempunyai seorang tamu yang ingin belejar tentang Zen. Si tamu bukannya mendengarkan Nan-in, tetapi malah banyak berbicara tentang ide-idenya sendiri. Sesaat kemudian, Nan-in menghidangkan teh. Nan-in menuangkan teh ke cangkir si tamu sampai penuh, dan tetap menuang sampai tumpah. Akhirnya, si tamu menyela, “Tidakkah Guru lihat kalau cangkirnya sudah penuh?.” “Cangkirnya sudah tidak muat lagi”, lanjutnya.
“Benar,” kata Guru Nan-in, dan akhirnya berhenti menuang. “Seperti sebuah cangkir, Anda sudah terisi dengan ide-ide sendiri. Bagaimana Anda mengharapkan saya untuk dapat memberimu Zen sampai Anda memberikan kepada saya cangkir kosong?”
Jika karena suatu keadaan kita tidak atau belum bisa menjadi pengajar atau pembelajar, pilihan ketiga adalah menjadi pendengar. Mendengar adalah sebuah pilihan sadar yang harus diikuti dengan kemauan meluangkan pikiran untuk dapat meningkatkan kualitas diri. Mendengar bukan hanya aktivitas ketika tidak mendapatkan giliran berbicara. Mendengar dengan baik tidak dapat dilakukan jika pikiran penuh. Mendengar  dalam konteks ini adalah yang terkait dengan aktivitas menuntut ilmu, bukan mendengarkan yang bersifat rekreasional, seperti mendengarkan musik melalui iPod kesayangan.

Jika masih saja tidak bisa? Masih ada pilihan keempat, jadilah pencinta[1]. Pencinta pengajar, pembelajar, dan pendengar ilmu. Nampaknya karena itulah, banyak orang-orang yang desa saya sangat senang berkunjung ke ulama atau kiai. Selain mereka suka mendengarkan nasihat, mereka ada pada pencinta ilmu. Mereka merasa nyaman dapat bertemu dengan para ulama dan kiai yang dengan tulus menyebarkan ilmu kepada para santrinya.
Tetapi, Nabi mengingatkan, jadi menjadi golongan kelima. Orang yang tidak termasuk pengajar, pembelajar, pendengar, dan pencinta. Kita bisa berikan daftar golongan ini, termasuk pembenci ilmu, pembenci pengajar, pembenci pembelajar, pembenci pendengar, dan pembenci pencinta ilmu. Kelompok air-headed yang kepalanya berisi udara, alias tidak mengetahui apa-apa karena pilihannya untuk tidak mau repot berpikir, dan mencibir kekhusyukan para pencari ilmu, dan cenderung hedonis nampaknya juga masuk dalam kelompok ini. Na’ubillahi min dzalik.

[1] Kata dasar aktif pencinta atau mencintai, yang artinya orang yang mencintai sesuatu. Variasi lain adalah pecinta dari kata dasar aktif bercinta yang berarti orang yang bercinta dengan sesuatu.
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Menjadi Developer Property Itu Mudah !!!

Panduan Developer Property Banner 200x600b

Raja Perumahan

Panduan Developer Property Banner 300x300a

Kursus Kilat Bisnis Property

Panduan Developer Property Banner 300x250b

Outline Psikologi Agama 2013

DOWNLOAD

Buku Ilmu Jiwa Agama

DOWNLOAD

Raja Property

Panduan Developer Property Banner 200x600b

My Personality Site

My Personality Site
Memilih Belajar dan Mengajar sebagai Jalan Hidup

Mengenai Saya

Unknown
Lihat profil lengkapku

SAVE OUR WORLD

Visitors

animasi bergerak naruto dan onepiece
My Widget
السلام عليكم

Blog Archive

  • ▼  2013 (83)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ▼  April (26)
      • Download Software Desain Rumah
      • Merancang Kamar Mandi
      • Enterpreuner....!!!! manfaatkan kursus online...
      • Kebebasan Keuangan
      • Flight, Persembahan Akting Memukau Dari Danzel Was...
      • Menjadi Kaya Cara Islami
      • Mobil Murah Suzuki Alto 800 Dihargai Rp.47 Juta
      • Menjadi Developer itu Mudah dan Murah !!!
      • Kumpulan Link Lowongan Kerja
      • Pesyaratan Menjadi Guru Besar
      • Apa sih arti MENJUAL???
      • Alasan Mendirikan CV
      • Pendirian CV, Prosedur dan Tata Caranya
      • Cara Mendirikan CV Kontraktor
      • Gaji Dosen Di Indonesia Ditentukan Oleh Sistem Kep...
      • Metode Kuliah : MAHASISWA MALAS
      • POSISI PENGAJAR
      • Jika Aku Menjadi Dosen
      • Kejar Beasiswa !!!
      • Seputar Penetapan Inpassing Pangkat Dosen Bukan PNS
      • Info Penting untuk Dosen
      • BUNUH DIRI MASSAL PALING ANEH
      • Ciri Rumah BERHANTU !!!
      • Fakta Seputar Bersin
      • Cara Mudah Jadi Jutawan !!!!
      • Empat Ciri Manusia Unggul
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (21)
Diberdayakan oleh Blogger.

Belajar Bisnis Property

Panduan Developer Property Banner 200x600b
 

© 2010 My Web Blog
designed by DT Website Templates | Bloggerized by Agus Ramadhani | Zoomtemplate.com