skip to main | skip to sidebar

Barokah Kehidupan

Mencari Barokah Kehidupan dengan Semanfaat Mungkin untuk Sebanyak-banyak makhluk...

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)
  • Home
  • About Us
  • Archives
  • Contact Us

23 Feb 2013

Uniknya Kepangkatan Dosen di Indonesia

Diposting oleh Unknown di 02.46
Gaji dosen di Indonesia, seperti umumnya di dunia ditentukan oleh kepangkatannya. Indonesia sudah mengadopsi sistem 4 golongan (guru besar, lektor kepala, lektor, asisten ahli) yang kira-kira setara dengan professor, associate/assistant professor, senior lecturer, lecturer. Nah, yang unik adalah bagaimana menentukan seorang dosen memiliki pangkat apa. Di negara-negara yang pendidikannya maju seperti USA, Japan, China, EU, Australia, seseorang dinilai layak atau tidak menjadi professor atau senior lecturer misalnya dengan cara melihat track record yang bersangkutan ditambah informasi melalui interview. Misalnya jika ada universitas yang butuh associate professor dia akan buka lowongan untuk cari calon dari luar. Selain itu lecturer yang ada dievaluasi apa ada yang potensial untuk naik pangkat. Jadi mirip perusahaan industri mau cari wakil direktur. Setelah dapat, biasanya akan dikontrak dengan kondisi hak dan kewajiban yang jelas. Hal ini supaya si professor sadar dia harus kerja keras supaya bisa mempertahankan posisinya. Mirip seperti seorang manajer di kantor/pabrik yang terus dievaluasi oleh atasan dan mungkin bawahan. Professor harus bisa menghasilkan publikasi yang banyak, mendatangkan dana riset yang besar, dll. Kalau gagal ya out. Ini sebabnya professor di negara maju umumnya berkualitas tinggi. Maka layak dapat gaji besar.

Nah, bagaimana Indonesia?


Sistem di Indonesia menggunakan sistem poin. Istilah resminya kum. Tidak seperti di negara maju yang poinnya tidak terlalu detil, yang di Indonesia luar biasa detil. Kalau punya publikasi di seminar nasional dapat kum 6, internasional 10. Jurnal internasional 40 poin kum (penulis I dapat 60 %). Kalau ngajar 1-2 kum, jadi kajur 3 kum/semester. Ikut workshop dapat 3 kum. Sistem poin kum pun dibagi untuk 4 kategori yaitu tridharma plus penunjangnya. Masih banyak lagi, kalau ngga salah hampir seratus aturan kum. Terus kalau dapat 200 kum total, jadi lektor. Dapat 400 bisa lektor kepala. Guru besar sekitar 800an.

Yang jadi persoalan adalah bagaimana kum ini diperoleh. Seorang dosen bisa saja punya satu hasil riset, terus seminar sana-sini buat cari kum. Terus, beberapa dosen bisa rajin ikut workshop dan seminar yang belum tentu berguna bagi keilmuannya dengan tujuan yang penting dapat sertifikat yang bernilai 3 poin.

Selain itu sistem ini lebih condong ke kuantitas ketimbang kualitas. Sebagai contoh, jika punya dua jurnal internasional di mana ditulis oleh beberapa orang tapi Anda bukan penulis utama. Karena bukan sebagai penulis utama, poinnya kecil. Lebih kecil dari poin hasil seminar nasional. Di samping itu kalau bisa jadi pejabat, umumnya cepat naik pangkat karena tiap semester dapat ekstra poin.

Inilah yang bisa menimbulkan keraguan apakah profesor atau lektor kepala di Indonesia itu benar-benar karena dia hebat dan layak, atau karena dia pintar memanfaatkan celah sistem untuk meraup poin sebanyak-banyaknya.

Saya jadi ingat seorang teman saya yang pakar Teknik Kimia di Surabaya. Beliau hanya asisten ahli namun punya publikasi jurnal internasional 20-an bahkan menjadi visiting professor di beberapa universitas top di dunia. Beliau tidak mengikuti sistem kepangkatan dosen, namun mendapatkan pengakuan internasional terhadap kompetensinya.

Kesimpulannya, sering orang bicara bagaimana gaji dosen itu harus dinaikkan. Tapi dengan sistem yang memiliki kelemahan, gaji besar bisa jatuh ke tangan orang yang tidak tepat. Bahkan jika orang yang tidak pas memiliki posisi yang tinggi semacam profesor, sungguh diragukan kontribusinya bagi kemajuan sains dan teknologi Indonesia. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada profesor-profesor di Indonesia yang layak berpredikat profesor, sistem kepangkatan dosen sebaiknya diperbaiki supaya terjamin yang berpangkat tinggi benar-benar orang-orang berkualitas dan mampu berkontribusi banyak. Perlu mengacu sistem di negara maju atau minimal seperti di industri-industri yang sudah mapan di Indonesia.
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Menjadi Developer Property Itu Mudah !!!

Panduan Developer Property Banner 200x600b

Raja Perumahan

Panduan Developer Property Banner 300x300a

Kursus Kilat Bisnis Property

Panduan Developer Property Banner 300x250b

Outline Psikologi Agama 2013

DOWNLOAD

Buku Ilmu Jiwa Agama

DOWNLOAD

Raja Property

Panduan Developer Property Banner 200x600b

My Personality Site

My Personality Site
Memilih Belajar dan Mengajar sebagai Jalan Hidup

Mengenai Saya

Unknown
Lihat profil lengkapku

SAVE OUR WORLD

Visitors

animasi bergerak naruto dan onepiece
My Widget
السلام عليكم

Blog Archive

  • ▼  2013 (83)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (26)
    • ►  Maret (24)
    • ▼  Februari (21)
      • Bank "Syari'ah"
      • Kisah Nyata: "Satu Gereja Masuk Islam"
      • Dialog dengan Dalai Lama
      • Uniknya Kepangkatan Dosen di Indonesia
      • Inpassing Kepangkatan Dosen Non PNS
      • Inpassing Pangkat Dosen Bukan PNS
      • Pengobatan ala Nabi
      • Sebijak Mario Teguh
      • Nasehat Aa Gym
      • Nasehat Aa Gym
      • Resep bikin empek2 yg enak
      • Monggo cikedot PES 2013 keygen
      • HTI... Aku kecewa padamu !!!
      • Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan
      • Islamisasi Kurikulum
      • Cara Membuat Buku Teks Pelajaran
      • Download Kitab Terjemahan Bahasa Indonesia Downlo...
      • Problematika Pendidikan Islam dalam Membangun Kemb...
      • cara mendownload video dari youtube
      • Unduh OFFICE 2010 gratiissss !!!!!!!!!
      • Jutawan Baru dari Bisnis Pesawat Online
Diberdayakan oleh Blogger.

Belajar Bisnis Property

Panduan Developer Property Banner 200x600b
 

© 2010 My Web Blog
designed by DT Website Templates | Bloggerized by Agus Ramadhani | Zoomtemplate.com