Salah satu moto hidup saya, yaitu : tiada kata berhenti untuk belajar. Sepanjang hidup saya, sangat banyak waktu yang saya habiskan untuk belajar menuntut ilmu. Saat ini usia saya 28 tahun, sekarang saya sedang menuntut ilmu S3 di Universitas Indonesia (skrg ini semester 3). Jika orang-orang seusia saya sibuk mengejar karir atau berumah tangga, lain halnya dengan saya. Saya masih berstatus sebagai anak kuliah . Saya mulai menuntut ilmu dari TK-SD-SMP-SMA-D3-S1-S2 tanpa jeda, saya lulus S2 pada usia 25 tahun. Banyak yang bertanya kepada saya : “apakah kamu tidak merasa lelah/capek kuliah terus?”. Saya jawab : “Ada kalanya saya merasa lelah namun saya masih bersemangat untuk menyelesaikan kuliah saya”. Dari saya kecil, saya tidak pernah membayangkan kalo suatu hari nanti saya bisa kuliah sampai jenjang S3. Namun, takdir mempunya rencana indah untuk saya.
Ayah saya mempunyai tekad kuat untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Ketika saya lulus D3 di IPB, saya melanjutkan kuliah extensi S1 di UGM. Selesai sidang skripsi S1, ayah saya menawarkan ke saya kesempatan untuk kuliah S2 di UGM. Saya tidak pernah minta kuliah S2 namun ayah saya memberikan kesempatan kepada saya untuk kuliah S2. Dan ketika tawaran tersebut datang maka saya tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Kesempatan melanjutkan kuliah S2 saya ambil, dan saya mendaftar wisuda S1 dan pendaftaran masuk kuliah S2 pada hari yang sama. 2 minggu setelah wisuda S1 saya langsung masuk kuliah S2. Di angkatan S2 saya termasuk mahasiswi termuda di kelas. Sayapun berhasil lulus S2 dalam waktu 4 semester.
Setelah lulus S2, saya diterima bekerja di gedung rektorat Universitas Indonesia sebagai salah satu staf IT. Selama saya bekerja di tempat tersebut saya selalu belajar hal-hal baru. Saya bekerja disana selama 1 tahun 9 bulan. IT Universitas mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008, dan saya diangkat menjadi ketua ISO-nya. Padahal saya belajar ISO dari nol dan ketika saya berhenti kerja hingga saat ini belum ada ketua ISO baru di IT-UI. Saya berhenti kerja karena [lagi-lagi] tawaran dari ayah saya kesempatan untuk kuliah S3. Saya berpikir berkali-kali sebelum mengambil tawaran tersebut, dan akhirnya tawaran tersebut saya ambil. Persyaratan untuk mendaftar S3 di Universitas Indonesia tentulah tidak mudah. Banyak formulir yang harus diisi, ada tes tertulis, kemudian presentasi penelitian yang akan dilakukan kedepannya. Alhamdulillah saya berhasil masuk dan menjadi mahasiswa S3 pada usia 27 tahun. Di angkatan S3 saya merupakan mahasiswi termuda .
Selama menjalani perkuliahan D3-S1-S2-S3 tentulah tidak selamanya mulus. Ada berbagai hambatan dan rintangan yang menemani perjalanan kuliah saya. Ada aja masalah yang menganggu dan mencoba menghalangi saya untuk bisa lulus tepat waktu. Pernah mengalami masalah komputer yang harus diservis berkali-kali, stack dengan koding, masalah asmara, pernah jatuh sakit dan memerlukan terapi khusus, masalah manajemen keuangan untuk biaya hidup (masa menjadi anak kost). Memang kiriman uang bulanan tidak pernah telat, tapi jumlah uang yang dikirim sangat pas-pas an untuk biaya hidup+biaya fotokopi buku. Meskipun ayahku membiayaiku kuliah hingga saat ini namun beliau tidak mengajarkan anak-anaknya hidup mewah dan berfoya-foya.
Semua hambatan yang saya rasakan tidak menjadikan saya lemah dan berputus asa dalam menyelesaikan kuliah saya. Jika ada yang bilang : “wah kamu bisa lulus karena kamu pintar”. Mendengar perkataan tersebut membuat saya tersenyum dan mengatakan : “saya tidak merasa pintar, makanya saya bersekolah lagi. Jika saya sudah pintar maka saya tidak akan bersekolah lagi”. Ya, saya memang merasa tidak pintar. Saya lemah di pelajaran matematika, daya ingat saya lemah namun saya tidak berputus asa. Saya belajar keras selama saya kuliah, belajar dan belajar. Ketika saya menghadapi suatu masalah di dalam perkuliahan, saya akan bertanya kepada teman-teman kuliah. Ketika saya mengalami masalah berat dalam asmara maka saya mengalihkan pikiran saya ke urusan perkuliahan. Motto saya ketika saya kuliah di luar kota adalah “saya kesini untuk kuliah”. Ketika saya “down” dan pesimis–saya berusaha bangkit dan langsung teringat kedua orang tua saya, saya tidak ingin mengecewakan keluarga. Saya pernah mengalami kesulitan mencari referensi untuk topik skripsi dan tesis saya yang ketika itu topik tersebut belum pernah ada bahan referensinya di perpustakaan. Saya terus berusaha agar tidak gagal dan akhirnya saya berhasil lulus tepat waktu.
Selama saya kuliah, saya memang banyak menghabiskan waktu untuk belajar namun saya juga aktivitas lain yang bisa membuat pikiran saya menjadi “fresh”, diantaranya :
nyewa VCD film
nonton film di bioskop
hangout bersama teman-teman, sekedar cuci mata.
sesekali ke salon
ikut seminar-seminar gratis (untuk menambah pengetahuan)
Saya ingin berbagi tips kepada Anda yang sebagai mahasiswa atau staf/pegawai dalam hal belajar/menuntut ilmu :
Belajar itu bisa dimana saja, kita bisa belajar hal-hal baru di tempat kerja atau di lingkungan kampus
Jika Anda minat/tertarik sesuatu hal maka pelajarilah dengan sungguh-sungguh, carilah referensi dari buku/internet mengenai hal tersebut. Tanpa minat maka Anda akan kesulitan untuk mempelajarinya.
Jangan pernah berputus asa, jika Anda menemui kesulitan maka percayalah “dibalik kesulitan pasti ada kemudahan”. Tentunya hal ini memerlukan kerja keras dan disiplin.
Jangan malu untuk bertanya/berdiskusi kepada orang yang ahli/lebih tahu mengenai suatu hal/bidang yang sedang Anda pelajari. Lebih baik dianggap”bodoh” dengan banyak bertanya dibandingkan diam dan bingung sendiri. Diam tak selamanya Anda jika berhasil dalam suatu hal (misal : berhasil menyelesaikan tugas A, atau niltai semester ini tidak ada nilai C). Memberi “reward” tidak harus yang mahal namun bisa menyenangkan hati, misalnya : menyewa film, menonton film di bioskop, atau makan es krim favorit, dan lain sebagainya.
Ketika Anda berputus asa ingatlah akan hal-hal yang membuat Anda termotivasi untuk maju terus dan tidak pernah menyerah.
Jangan menghabiskan waktu 24 jam sehari selama seminggu hanya untuk belajar, Anda harus seimbangkan hidup Anda dengan bergaul dengan teman-teman Anda den bertemu dengan orang baru. Bertemu dengan orang baru bisa menambah relasi atau malah bisa menambah ilmu baru. Tak ada ruginya berteman dengan orang baru asalkan bisa pilih-pilih mana teman yang sesuai dengan “kriteria” Anda.
Buatlah jadwal/schedule belajar Anda, dan patuhi schedule tersebut. Itu akan melatih disiplin Anda dalam belajar.
Ayah saya mempunyai tekad kuat untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Ketika saya lulus D3 di IPB, saya melanjutkan kuliah extensi S1 di UGM. Selesai sidang skripsi S1, ayah saya menawarkan ke saya kesempatan untuk kuliah S2 di UGM. Saya tidak pernah minta kuliah S2 namun ayah saya memberikan kesempatan kepada saya untuk kuliah S2. Dan ketika tawaran tersebut datang maka saya tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Kesempatan melanjutkan kuliah S2 saya ambil, dan saya mendaftar wisuda S1 dan pendaftaran masuk kuliah S2 pada hari yang sama. 2 minggu setelah wisuda S1 saya langsung masuk kuliah S2. Di angkatan S2 saya termasuk mahasiswi termuda di kelas. Sayapun berhasil lulus S2 dalam waktu 4 semester.
Setelah lulus S2, saya diterima bekerja di gedung rektorat Universitas Indonesia sebagai salah satu staf IT. Selama saya bekerja di tempat tersebut saya selalu belajar hal-hal baru. Saya bekerja disana selama 1 tahun 9 bulan. IT Universitas mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008, dan saya diangkat menjadi ketua ISO-nya. Padahal saya belajar ISO dari nol dan ketika saya berhenti kerja hingga saat ini belum ada ketua ISO baru di IT-UI. Saya berhenti kerja karena [lagi-lagi] tawaran dari ayah saya kesempatan untuk kuliah S3. Saya berpikir berkali-kali sebelum mengambil tawaran tersebut, dan akhirnya tawaran tersebut saya ambil. Persyaratan untuk mendaftar S3 di Universitas Indonesia tentulah tidak mudah. Banyak formulir yang harus diisi, ada tes tertulis, kemudian presentasi penelitian yang akan dilakukan kedepannya. Alhamdulillah saya berhasil masuk dan menjadi mahasiswa S3 pada usia 27 tahun. Di angkatan S3 saya merupakan mahasiswi termuda .
Selama menjalani perkuliahan D3-S1-S2-S3 tentulah tidak selamanya mulus. Ada berbagai hambatan dan rintangan yang menemani perjalanan kuliah saya. Ada aja masalah yang menganggu dan mencoba menghalangi saya untuk bisa lulus tepat waktu. Pernah mengalami masalah komputer yang harus diservis berkali-kali, stack dengan koding, masalah asmara, pernah jatuh sakit dan memerlukan terapi khusus, masalah manajemen keuangan untuk biaya hidup (masa menjadi anak kost). Memang kiriman uang bulanan tidak pernah telat, tapi jumlah uang yang dikirim sangat pas-pas an untuk biaya hidup+biaya fotokopi buku. Meskipun ayahku membiayaiku kuliah hingga saat ini namun beliau tidak mengajarkan anak-anaknya hidup mewah dan berfoya-foya.
Semua hambatan yang saya rasakan tidak menjadikan saya lemah dan berputus asa dalam menyelesaikan kuliah saya. Jika ada yang bilang : “wah kamu bisa lulus karena kamu pintar”. Mendengar perkataan tersebut membuat saya tersenyum dan mengatakan : “saya tidak merasa pintar, makanya saya bersekolah lagi. Jika saya sudah pintar maka saya tidak akan bersekolah lagi”. Ya, saya memang merasa tidak pintar. Saya lemah di pelajaran matematika, daya ingat saya lemah namun saya tidak berputus asa. Saya belajar keras selama saya kuliah, belajar dan belajar. Ketika saya menghadapi suatu masalah di dalam perkuliahan, saya akan bertanya kepada teman-teman kuliah. Ketika saya mengalami masalah berat dalam asmara maka saya mengalihkan pikiran saya ke urusan perkuliahan. Motto saya ketika saya kuliah di luar kota adalah “saya kesini untuk kuliah”. Ketika saya “down” dan pesimis–saya berusaha bangkit dan langsung teringat kedua orang tua saya, saya tidak ingin mengecewakan keluarga. Saya pernah mengalami kesulitan mencari referensi untuk topik skripsi dan tesis saya yang ketika itu topik tersebut belum pernah ada bahan referensinya di perpustakaan. Saya terus berusaha agar tidak gagal dan akhirnya saya berhasil lulus tepat waktu.
Selama saya kuliah, saya memang banyak menghabiskan waktu untuk belajar namun saya juga aktivitas lain yang bisa membuat pikiran saya menjadi “fresh”, diantaranya :
nyewa VCD film
nonton film di bioskop
hangout bersama teman-teman, sekedar cuci mata.
sesekali ke salon
ikut seminar-seminar gratis (untuk menambah pengetahuan)
Saya ingin berbagi tips kepada Anda yang sebagai mahasiswa atau staf/pegawai dalam hal belajar/menuntut ilmu :
Belajar itu bisa dimana saja, kita bisa belajar hal-hal baru di tempat kerja atau di lingkungan kampus
Jika Anda minat/tertarik sesuatu hal maka pelajarilah dengan sungguh-sungguh, carilah referensi dari buku/internet mengenai hal tersebut. Tanpa minat maka Anda akan kesulitan untuk mempelajarinya.
Jangan pernah berputus asa, jika Anda menemui kesulitan maka percayalah “dibalik kesulitan pasti ada kemudahan”. Tentunya hal ini memerlukan kerja keras dan disiplin.
Jangan malu untuk bertanya/berdiskusi kepada orang yang ahli/lebih tahu mengenai suatu hal/bidang yang sedang Anda pelajari. Lebih baik dianggap”bodoh” dengan banyak bertanya dibandingkan diam dan bingung sendiri. Diam tak selamanya Anda jika berhasil dalam suatu hal (misal : berhasil menyelesaikan tugas A, atau niltai semester ini tidak ada nilai C). Memberi “reward” tidak harus yang mahal namun bisa menyenangkan hati, misalnya : menyewa film, menonton film di bioskop, atau makan es krim favorit, dan lain sebagainya.
Ketika Anda berputus asa ingatlah akan hal-hal yang membuat Anda termotivasi untuk maju terus dan tidak pernah menyerah.
Jangan menghabiskan waktu 24 jam sehari selama seminggu hanya untuk belajar, Anda harus seimbangkan hidup Anda dengan bergaul dengan teman-teman Anda den bertemu dengan orang baru. Bertemu dengan orang baru bisa menambah relasi atau malah bisa menambah ilmu baru. Tak ada ruginya berteman dengan orang baru asalkan bisa pilih-pilih mana teman yang sesuai dengan “kriteria” Anda.
Buatlah jadwal/schedule belajar Anda, dan patuhi schedule tersebut. Itu akan melatih disiplin Anda dalam belajar.
0 komentar:
Posting Komentar