DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
Pembahasan
D.
Manfaat
Pembahasan
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
BAB
III PROSEDUR PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Data dan Sumber Data
- Teknik Penggalian Data
- Pengumulan dan Analisis Data
BAB IV SISTEMATIKA PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur mari sama-sama kita
haturkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
kasih karuniaNya sehingga proposal ini dapat disusun sampai selesai. Sholawat
serta salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Pemimpin para Nabi, Baginda
Nabi Besar Muhammad SAW.
Proposal ini disusun untuk memenuhi
persyaratan masuk program doktoral (s3) studi Pendidikan Islam konsentrasi
Pemikiran Pendidikan Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari
Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Penulis menyadari bahwa isi proposal ini
belum sempurna, namun dibalik itu besar harapan penulis semoga proposal
disertasi tentatif ini menjadi bahan pertimbangan hingga akhirnya penulis bisa
diterima pada jenjang pendidikan doktoral.
Akhirnya, mudahan-mudahan proposal ini
menjadi awal dari tulisan-tulisan penulis yang lain pada perkuliahan doktoral.
Amien…
Kandangan, Juni 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
KH. Badaruddin
(1937-1992) atau yang lebih akrab ditelinga dengan nama Guru Ibad sudah tidak
asing lagi bagi orang Kalimantan Selatan. Beliau dikenal luas didunia pesantren
sebagai salah satu tokoh fenomenal yang menguasai berbagai bidang keilmuwan,
bahkan beliau mendapat julukan Al A’limu Allamah yang arti bebasnya
adalah orang yang mempunyai ilmu sangat luas dan dalam.
Sebagai seorang ulama
beliau pernah menjadi pengajar dan pimpinan pondok pesantren Darussalam
Martapura. Dibawah kepemimpinan beliau inilah Pondok Pesantren Darussalam
mengalami perkembangan yang sangat pesat, terbukti dengan dibukanya SMP, SMK,
SMR dan STAI Darussalam.
Dalam bidang tasawwuf
beliau sangat dominan, bahkan orang banyak mengenal beliau sebagai seorang wali
Allah (kekasih Allah) daripada posisi beliau sebagai seorang politikus. Ini
bisa dibuktikan dengan banyaknya keramat yang beliau miliki, kedekatan beliau dengan KH. Muhamad Zaini bin
Abdul Ghani (Guru Sekumpul), dan ulama-ulama yang lain yang terkenal dengan
kewaliannya. Dalam sebuah manaqib Guru Sekumpul, disebutkan bahwa Guru Sekumpul
kecil rela untuk menunggu lama dijalan agar bisa bersalaman mengambil berkah
dari Guru Ibad.
Kiprah beliau dalam
politik juga tidak kalah cemerlang, beliau pernah menjabat sebagai anggota DPRD
Tingkat II Banjar, dan pernah menjabat sebagai anggota MPR RI selama dua
periode dan menjabat sebagai anggota DPA RI selama dua periode.
Posisi politik beliau
berbuah manis, lewat politik beliau bisa melegalkan pengajian-pengajian di
daerah Martapura yang ketika rezim Soeharto semua pengajian mendapat interferensi
dan pencekalan dari pemerintah. Namun, berkat pengaruh politik KH. Badaruddin
pengajian-pengajian tersebut masih bisa berlangsung.
Pembaharuan demi
pembaharuan pendidikan Islam di Pondok Pesantren Darussalam beliau rintis terus
bergulir, dimulai pada tahun 1981 saat beliau terpilih sebagai Ketua Umum
Yayasan Pembangunan Darussalam. Pengembangan kurikulum mulai beliau jalankan di
Pondok Pesantren Darussalam dengan meningkatkan kompetensi tenaga pengajar
pesantren dan penambahan kitab-kitab yang dipelajari.
Untuk melengkapi
pendidikan umum pada tahun 1979 beliau mendirikan SMP Darussalam, Sekolah
Pertanian Pembangunan (SPP) dan Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) dibangun
dengan diresmikan oleh Gubernur H. Mister Tjokrosomo.
Gagasan KH. Badaruddin
dalam pembaharuan pendidikan Islam pada Pondok Pesantren Darussalam mengarah
pada modernisasi Pondok Pesantren Darussalam, sehingga lulusan Pondok Pesantren
Darusalam adalah benar-benar mampu menjadi manusia paripurna yang menguasai
ilmu agama dan ahli dalam ilmu dunia.
Pemikiran KH.
Badaruddin benar-benar fantastis, menembus batas dinding pesantren. Beliau
mampu menerapkan seperti motivasi dalam legalitas yang diisyaratkan Allah SWT
dalam Surah Al Hajj yang artinya :
“Sesungguhnya bumi
diwariskan kepada hamba-hamba Allah yang sholeh”
Ayat tersebut adalah
sebuah legalitas sekaligus motivasi yang diberikan Allah SWT kepada
hamba-hambaNya yang sholeh, dan hal inilah yang mampu diaplikasikan oleh KH.
Badaruddin dalam kehidupan beliau yang pernuh dengan berkah.
Berdasarkan beberapa
uraian diatas, perlu diadakan sebuah penelitian sistematis untuk mengetahui
atau mengungkapkan bagaimana pemikiran pendidikan Islam KH. Badaruddin,
pemikiran politik KH Badaruddin sehingga beliau berijtihad memasuki dunia
politik, pemikiran dan kontribusi apa yang beliau bisa berikan dengan masuknya
beliau ke dunia politik dan pemikiran beliau yang lainnya. Inilah yang
melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tentang latar belakang diatas,
maka yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pemikiran pendidikan Islam KH. Badaruddin?
2. Bagaimana ijithad politik KH. Badaruddin?
3. Apa kontribusi yang bisa diberikan KH. Badaruddin
dengan masuknya beliau ke dunia politik?
4. Apa yang beliau lakukan sehingga bisa menjadi
seorang politikus handal sekaligus kekasih Allah SWT?
C. Tujuan
Pembahasan
Adapun dengan latar belakang dan rumusan masalah sebagaimana diatas,
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui dan menemukan pemikiran pendidikan Islam
KH. Badaruddin.
2. Mengetahui dan memahami ijithad politik KH.
Badaruddin.
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang kontribusi
yang bisa diberikan KH. Badaruddin dengan masuknya beliau ke dunia politik.
4. Mengetahui yang beliau lakukan sehingga bisa menjadi
seorang politikus handal sekaligus kekasih Allah SWT.
D.
Kegunaan
Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan bisa menjadi salah satu pelengkap atau alternatif
dalam memahami pembaharuan pendidikan Islam guna menghasilkan manusia
paripurna. Disamping itu, diharapkan hasil kajian ini dapat memberikan
kontribusi baik yang bersifat teoritik maupun praktis tentang bagaimana
menumbuhkembangkan lembaga pendidikan Islam khususnya pesantren. Secara
teoritik diharapkan ditemukan konsep-konsep dan strategi baru dalam pembaharuan
pendidikan Islam yang standar khususnya di Indonesia. Disamping itu, setidaknya
hasil penelitian ini dapa dijadikan acuan atau sebagai pembanding dengan
penelitian lain yang sejenis atau elemen yang akan diteliti. Secara teoritik
juga diharapkan apa yang ditemukan dalam penelitian ini dapat dijadikan dasar
untuk membangun ilmu pengetahuan (body of knowledge) khususnya dalam
pendidikan pesantren. Secara praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat
menjadi stimulus bagi modernisasi pendidikan Islam, khususnya pendidikan
pesantren.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Judul
penelitian Konsep Modernisasi Pendidikan Islam dalam Perspektif Soekarno
memiliki definisi operasional sebagai berikut :
1.
Modernisasi : Kata modenisasi secara etimologi berasal
dari kata modern, kata modern dalam kamus umum bahasa Indonesia adalah yang
berarti: baru, terbaru, cara baru atau mutakhir, sikap dan cara berpikir serta
bertindak sesuai dengan tuntunan zaman, dapat juga diartikan maju, baik.
Modernisasi ialah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga
masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan hidup masa kini.
Menurut Daniel Lerner, modernisasi adalah istilah
baru untuk satu proses panjang – proses perubahan social, dimana masyarakat
yang kurang berkembang memperoleh ciri-ciri yang biasa bagi masyarakat yang
lebih berkembang.
2. Pondok Pesantren : Saefuddin Zuhri mendefinisikan
pondok pesantren sebagai “Sebuah system tafaqquh fi ad-din yang biasanya
ditopang oleh beberapa komponen baik software maupun hardware yang mendukung
keberadaan pesantren sebagai sebuah sistem seperti kiai, santri, tradisi
pengajian kitab, rumah pengasuh, masjid/mushallah, ruang pembelajaran pondok
tempat tinggal para santri. Sebagai lembaga tafaqquh fi ad-din pesantren
memiliki fungsi memelihara, mengembangkan, menyiarkan dan melestarikan agama Islam,
dan sudah barang tentu ingin mencetak tenaga-tenaga pengembang agama.”
Secara subtansial dan fundamental, dapat dikemukakan
di sini pula pandangan yang mengarah pada cakrawala umum pondok pesantren. Abd
Rahman Wahid memaknai pesantren secara teknis a place where santri (Student)
live. Pondok pesantren dimaksudkan
disini bahwa simbol yang paling menonjol ialah tempatnya bermukim para santri.
Sedangkan
Mukhtar Buchori mensinyalir bahwa pesantren adalah bagian dari struktur
internal pendidikan Islam Indonesia yang diselenggarakan secara
tradisional-Islam sebagai cara hidup.
Sementara itu, Amin Abdullah mendeskripsikan, bahwa dalam berbagai
variasi, dunia pesantren merupakan persemaian, pengamalan dan sekaligus penyebaran
ilmu-ilmu ke-Islaman.
Selanjutnya, Zamakhsyari Dhofier menulis bahwa;
pondok, masjid, santri, pengajian kitab-kitab klasik, dan kiyai merupakan lima
komponen dasar dari tradisi pesantren,
kemudian ia melanjutkan teorinya bahwa suatu lembaga pengajian yang
telah berkembang hingga memiliki kelima elemen tersebut, akan berubah statusnya
menjadi pesantren.
BAB
III
PROSEDUR
PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), yaitu
penelitian yang data-datanya diperoleh dari studi pustaka atau literatur
terkait. Penelitian ini juga termasuk dalam kategori penelitian
histories-faktual karena yang diteliti adalah sejarah pemikiran seseorang. Penelusuran sejarah pendidikan di kalangan
umat Islam sangat diperlukan, untuk mengingatkan kembali khazanah intelektual
yang pernah dimiliki umat Islam di masa lalu. Kesadaran historis ini pada
gilirannya akan memelihara kesinambungan atau kontinuitas keilmuan khususnya
dalam kajian tentang pendidikan Islam.
Penelitian
ini bersifat kualitatif dan bersifat bibliografi research, dan teknik
penulisan yang digunakan adalah deskriptif-interpretatif. Dalam konteks ini
penulis berusaha mendeskripsikan dan menafsirkan data untuk mendapatkan
pemahaman yang akurat mengenai data yang diperoleh.
B.
Data
Yang Dikumpulkan
a. Asal-usul dan pendidikan KH. Badaruddin
b. Kondisi Sosial Politik Pada Masanya
c. Corak Pemikiran KH. Badaruddin
e. Karya-karya KH. Badaruddin
C.
Teknik Penggalian Data
Teknik
yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan bentuk analisa isi (Content
Analysis), yaitu dengan menggunakan metode menarik kesimpulan sebagai usaha
menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara obyektif dan sistematis.
D.
Pengumpulan dan Analisis Data
Agar
penelitian ini dapat terarah dan sistematis, maka penelitian ini dilakukan
melalui langkah-langkah metodologis sebagai berikut :
- Melacak
dan mengumpulkan data yang relevan dengan pemaknaan modernisasi Pondok
Pesantren Darussalam oleh KH. Badaruddin. Oleh karena itu buku acuan yang
dijadikan sumber penulisan bukan hanya terbatas pada buku tentang modernisasi
pendidikan pesantren dan buku-buku KH. Badaruddin.
- Memproses
data yang terkumpul untuk diklasifikasikan berdasarkan kesamaan tema dan
masalah, kemudian diberi tanda khusus untuk memudahkan dalam proses editing.
Kemudian data-data tersebut dihubungkan dan dibandingkan satu sama lain dan
menempatkannya dalam suatu pola abstrak yang terjalin secara logis. Tahap
selanjutnya adalah mengidentifikasi dan mengelompokkan data-data tersebut dalam
variabel-variabel sehingga antara satu dengan yang lainnya terdapat jalinan
logis dan sistematis.
- Menganalisa
data, yakni dengan menggunakan pendekatan historis-factual karena
meneliti tentang tokoh dan pemikirannya serta deskriptif-interpretatif, yaitu
dengan memberi gambaran utuh dan sistematis dalam mengungkap pemikiran KH.
Badaruddin tentang modernisasi pondok pesantren. Oleh karena itu metode yang
digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik penulisan deskriptif.
BAB IV
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Pembahasan
penelitian ini ditulis dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:
Pada BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Pada Bab II Riwayat Hidup KH. Badaruddin, memuat
latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, latar belakang sosial
politik, dan profil Pondok Pesantren Darussalam Martapura.
Pada Bab III Beberapa pemikiran tentang modernisasi pondok
pesantren, menjelaskan tentang ijtihad politik Kh. Badaruddin dan karakteristik
dari pemikiran KH. Badaruddin tentang modernisasi pondok pesantren.
Pada Bab IV Analisis Pemikiran KH. Badaruddin,
mengkaji tentang kontribusi politik KH Badaruddin terhadap pembaharuan
pendidikan dan usaha apa yang beliau lakukan sehingga bisa eksis di dunia
politik sekaligus wali Allah SWT.
Pada Bab V Penutup, memuat kesimpulan dari
penelitian ini, dan saran-saran penulis.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah, Amin,
1995, Falsafah Kalam Di Era Post Modernisme, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azra, Azyumardi,
2000, Pendidikan Islam – Tradisi dan ModernisasiMenuju Milenium Baru,
Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Bawani, Imam,
1993, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, Surabaya: Al-Ikhlas
Departemen
Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, Cet.
III, Jakarta: Balai Pustaka
Dhofier,
Zamakhsyari., 1990, Tradisi Pesantren – Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai,
Jakarta: LP3ES
Hasyim, M.
Yusuf., 1988, Peranan Dan Potensi Pesantren Dalam Pembangunan, dalam
Wolfgrang Karcher dkk. (peny.), Dinamika Pesantren, Jakarta: P3M
Mastuhu. Memberdayakan
Sistem Pendidikan Islam, cet. II, (Jakarta: Logos, 1999)
Prasojo,
Sudjoko, 1982, Profil Pesantren, Cet. III, Jakarta: LP3ES
Rahardjo, M.
Dawan., (Peny.), 1985, Pesantren Dan Pembaharuan, cet. III, Jakarta:
LP3ES
Rahmat,
Jalaluddin., Islam Aktual, Cet. IX, Zulhijjah 1416 / April 1996
Saleh, Abd.
Rahman., dkk, 1982, Pedoman Pembinaan Pondok Pesantren, Jakarta: Bimbaga
Islam, Depag RI
Shihab, Alwi,
1999, Islam Inklusif-Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, Cet. IV,
Bandung: Mizan
Wahid, Abd.
Rahman, 1988, “Principles Of Pesantren Education” Dalam Manfred Oepen And
Wolfgang Karcher (Ed.) The Infact Of Pesantren, Jakarta: P3M
Wakhuddin, Tarmizi
Tahir-Jembatan Umat, Ulama dan Umara, (Bandung: Granesia, 1998)
Yasmadi, 2002, Modernisasi
Pesantren-Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional,
Cet. 1, Jakarta: Ciputat Press
0 komentar:
Posting Komentar